foto Katan/Umi

Katan/Umi seorang penulis

1440 pendukung
Follow
BW || 47 Rp 2,500

“Ummm, Datta?”Dia menatapku. “Ukuran buatmu penting atau nggak?”

BW || 46 Rp 2,500

Senyumannya lebar. “Ya ya ya artinya masih bagus, ketimbang kamu ambil air dan lemparin ke muka aku.”“Oh itu ide bagus, Ta.”

Judul-judul 45 Rp 2,500

“Aku … nggak kuat lagi, Bim.”

Judul-judul 44 Rp 2,500

“Gue cuma mau make sure, tapi mungkin ini nggak sopan, lo bisa nolak nantinya. Gue ngabisin banyak waktu buat nimbang-nimbang nanya ini atau enggak.”

Judul-judul 43 Rp 2,500

“Tadi kamu tanya Pak Hasan pergi gitu aja setelah denger jawabanku, kan?” Dia mendapatkan anggukan dariku. Napasnya terdengar lelah. “Sebenernya enggak, Bim. Dia nggak langsung pergi gitu aja. Dia sempet bilang, kalau aku nggak akan tega hancurin hidup orang yang aku sayang.” 

Judul-judul 42 Rp 2,500

“Baik, alhamdulillah baik. Kamu ada waktu nggak buat ketemu aku, Bim? Atau kamu udah ada rencana?”

BW| 41 Rp 2,500

“Aku mau minta pertanggung jawabannya, Mbak. Aku nggak mau keduluan keluargaku yang sampai sini.” Berusaha meyakinkan suasana, aku melihat-lihat sekitar, menunjukkan padanya bahwa aku tidak ingin melihat seseorang. “Mbak nggak mau ada drama itu di sini, kan?”

BW| 40 Rp 2,500

“Bapak …” Mulutku akhirnya bisa mengeluarkan suara! Aku senyum di dalam hati, bersyukur. “Saya minta maaf, tapi semuanya sudah berakhir. Yang salah di sini bukan Mas Datta, Pak, Bu. 

BW| 39 Rp 2,500

... Datta sudah meraih tanganku, menggenggam pergelangannya, dan membawaku—tidak, tidak, tidak. Aku berusaha melepaskan tangannya yang menggenggam sangat kuat. Dia bahkan tak melihatku sama sekali, pandangannya ke depan dengan otot wajah mengetat. 

BW| 38 Rp 2,500

Aku belum siap.Sepertinya aku memang tidak pernah menyiapkan diri untuk berhadapan dengannya langsung, bertatap mata. “Mas Akbar.”

BW| 37 Rp 2,500

“Bayu mau jemput ke sini?” tanyanya pada akhirnya, memecah keheningan.

BW| 36 Rp 2,500

Dia menoleh lagi menatapku sekilas, tetapi cukup untuk mengatahui bagaimana tidak ramah ekspresi dan tatapannya saat ini. “Kamu nggak pernah jadi yang pertama, Bim, sejak awal, dan kamu tahu itu.”

BW| 35 Rp 2,500

“Ta, aku … aku minta maaf. Aku nggak seharusnya datang ke sini, kamu berhak istirahat dulu. Nggak pa-pa. Take your time. Aku—”

BW| 34 Rp 2,500

Kepala Pak Damar menggeleng. “Setiap apa pun yang terjadi sama Mas Datta dan rumah Eyangnya, itu jadi rahasia.” 

BW| 33 Rp 2,500

“Aku bersumpah, aku lebih baik nggak cerita apa-apa kalau ending-nya kamu ninggalin aku. Semuanya udah terkubur di masa lalu, Bim. I beg you, kita lupain itu, ya?”

Bw| 32 Rp 2,500

“Bima?” Tatapannya terlihat kesal, entah untuk apa. Aku hanya tertawa. “Dipegang jangan body-nya, itu ada gagang kecil menurutmu fungsinya untuk apa, Sayang?”

BW| 31 Rp 2,500

BW| 30 Rp 2,500

“Kamu butuh waktu buat beresin masalah pribadimu dulu?”

BW| 29 Rp 2,500

Aku menggelengkan kepala ketika mengingat teleponnya waktu itu. “Waktu telepon aku, kamu tahu itu Datta yang angkat?”“Ya.”“Gimana bisa dia nggak ngenalin suara kamu?”

BW| 28 Rp 2,500

Aku tidak tahu seberapa parah kernyitan di kening, tetapi aku sudah berusaha setenang mungkin dengan tetap tersenyum sembari menarik tanganku pelan. “Maaf sebelumnya, apakah kita saling kenal?”

BW| 27 Rp 2,500

“What the hell! Aku harus ngomong sama dia, kasih aku nomor—”

BW| 26 Rp 2,500

“Ta, mau sejauh apa kamu?”“Apanya?”“Semua ini?” Aku menatapnya lelah dan jujur saja, sedih. “Kamu mau seberapa jauh jalani hal yang nggak kamu suka, hm? Kamu tau ketika kamu nyemplung, mungkin kamu akan nyesel dan nggak bisa balik lagi.”

BW| 25 Rp 2,500

“Susah banget pas—” Matanya memicing menatap ke … aku mengikuti arah pandangannya. “Itu Pak Damar, kan, Bim?”Aku mengangguk.“Kenapa dia kok buru-buru banget dan panik?”

BW| 24 Rp 2,500

“Kenapa kamu harum banget sih?” Ia mengembuskan napas panjang, kemudian mengubah posisinya menjadi terlentang di sofa dan menjadikan pahaku sebagai bantal. Datta tersenyum lebar memandangku dari bawah. 

BW| 23 Rp 2,500

Oooh easy, Bima. Emangnya staycation terakhir ada transaksi jual-beli tubuh?

BW| 22 Rp 2,500

“Is this real?” lirihnya. “Where am I?”

BW| 21 Rp 2,500

Dia tertawa. “Menurutmu aku mirip mama nggak?” 

BW| 20 Rp 2,500

Justru distraksi malam ini bukan hanya kamu, Datta.Tapi juga Pak Damar.

BW| 19 Rp 2,500

“Iya. Kenal kamu, papamu yang terhormat, dan ibu Rahmayani Cantika. Adikmu juga yang manis itu, Zora, kan?” Ini jelas lebih dari orang asing, ini jelas kami berhubungan dengan orang gila. Ditambah kalimat berikutnya yang aku dan Datta dengar. “Saya juga tau kamu dan Bima punya hubungan.”

BW|18 Rp 2,500

“Mau coba cek kamarku berbahaya atau enggak malam ini? Sebelum aku tinggali beberapa malam ke depan.”

BW| 17 Rp 2,500

“Kamu mau tetap di sini, atau … ikut ke dalem dan cobain my special sauce?”

BW| 16 Rp 2,500

Dering pertama panggilanku tidak mendapat respon.Aku berpikir dia tidak mendengarnya. Berusaha berpikir demikian.Ketika dering kedua masih sama, aku mulai merasa gugup karena ini menjadi semakin nyata. 

BW| 15 Rp 2,500

Aku mengernyitkan kening. “Kenapa gimana? Kita harus ngomong, penjelasan kita ke Zora beda, kita harus­—““Kamu yang paling pinter handle segala situasi, jadi harusnya situasi ini gampang buat kamu. Dia pasti akan percaya kamu juga.”“Kamu kenapa?”

BW| 14 Rp 2,500

Sebelah sudut bibirnya terangkat, aku sepertinya sudah mulai harus waspada. “Kamu tau pasti, distraksi apa yang sebenernya kamu butuhin.” Terbukti, aku tidak pernah salah dalam hal satu ini. Datta menambahkan. “Masukin aku ke list liburanmu, aku janji akan kasih distraksi paling hebat dan nggak akan kamu sesali.”

BW| 13 Rp 2,500

haiiii!ketemu tiap hari nih keknya sama Mbak Bimda dan mas Datta, lol.

BW| 12 Rp 2,500

You walked in, caught my attention. I've never seen, a man with so much dimension 

BW| 11 Rp 2,500

generasi Jivan-Didi nih Bima-Datta yang hobi gelut tapi bukan maut, huhu.

BW| 10 Rp 2,500

Mbak Bim, Mas Dattanya cemburuan abies meski bukan siapa-siapa huhu

BW| 09 Rp 2,500

haiii! karena di sini belum bisa dijadwalin, jadi sampai ketemu akhir september! aku ada urusan dulu yawww~ muach

BW| 08 Rp 2,500

haii, bima-datta kembaleeee!!!!

BW| 07 Rp 2,500

mari kita peluk Kakak Bimaa erat-eraattttttt

BW| 06 Rp 2,500

haiiii! kita temu lagi sama mbak bimaaaa!!!

BW| 05.1 Rp 2,500

kenapa siii Bima judes banget sama Dattaa??

BW| 05 Rp 2,500

“Kamu mau penjelasan langsung, kan?” Setelah kalimatku itu keluar, tangannya berhenti, dan matanya melirikku. “Aku jelasin tapi ini jadi yang terakhir, aku nggak menerima banding, diskusi, atau negosiasi apa pun. Kalau kamu setuju, aku lanjut jelasin, tapi kalau kamu kekeh dengan semua strategimu, aku milih untuk lupain semuanya di meja ini.”haiiii!!!

BW| 04 Rp 2,500

semangat, mbak bimaaaa!!!!!

BW| 03 Rp 2,500

siapa sih sosok emoji buaya ituhhhh?

BW| 02 Rp 2,500

met bacaaaa, muachhh!

BW| 01 Gratis

haiii! ketemu sama aktris baru kita, beri sambutan yang gemuruh untuk Mbak Bimanya kitaaaa! muach bazah.

BW| 00 Gratis

[pembelian baca duluan ini tidak sama dengan selamanya, jadi bisa sewaktu-waktu ditarik untuk keperluan penerbitan atau semacamnya]Mungkin ada banyak kata sifat—dalam ribuan bahasa—untuk menjelaskan perasaan atau emosi, tapi terkadang kamu kebingungan, tak menemukan satu kata pun yang bisa mewakili. Atau … kamu bisa menyebutnya; beyond words.Dua kata itu yang sepertinya paling tepat untuk menggambarkan kehidupannya saat ini; Tak bisa diungkapkan, terlalu penuh dengan beragam emosi yang … levelnya di atas kata normal.Jadi, ayo temani Bimala menjalani kehidupannya yang tak bisa dijelaskan menggunakan kata-kata ini, dan coba nanti bantu simpulkan, apa pun yang berhasil kamu kumpulkan.Pekerjaannya adalah membuat seseorang tetap hidup dan waras dengan membantu semua kebutuhannya, di saat banyak orang di luar sana yang mungkin berharap seseorang itu lenyap tak bersisa.Sudah mendapat clue untuk awal petualangan ini?