KESALAHAN BERUJUNG CINTA

oleh moranamacaria

Rp 55,000

KESALAHAN BERUJUNG CINTA Full Version/Lengkap (Edward & Mia) | Adult Romance & Comedy | Mature/21+ 🌹


Harga normal 70k menjadi hanya 55k.


****


Setelah seharian ini pikirannya bercampur aduk antara pekerjaan, Sandra, dan ucapan ayahnya pagi tadi—yang meminta agar dengan cepat membahas pernikahannya—kini, lelaki itu akan segera menuju ke rumah Mia dengan ditemani oleh sopirnya yang mengemudi.


Namun, Edward yang tak sengaja melihat ke samping kirinya, matanya pun menangkap sosok Mia yang baru saja masuk ke dalam sebuah apotek untuk membeli sesuatu.


"Berhenti!" pinta lelaki itu dengan cepat kepada sang sopir. Edward turun dari mobilnya, lalu segera berjalan mendekati perempuan tersebut, Mia yang sudah berada di dalam apotek. 


"Tolong, beri aku obat dari resep dokter ini," ucap Mia seraya menyerahkan selembar kertas.


Wanita penjaga apotek yang notabene-nya adalah assistant apoteker, ia melepas masker yang dipakainya lalu tersenyum manis pada Mia.


"Berapa usia kandunganmu, Nyonya?" tanya assistant apoteker tersebut begitu ramah dan lembut.


Mia ikut tersenyum dan memegang perutnya. "Sudah memasuki bulan ke empat," jawab Mia tak kalah lembut.


Assistant apoteker itu tersenyum semakin lebar sembari menyiapkan obat serta vitamin yang Mia beli. "Apa suami Nyonya yang sedang—"


"Suamiku sudah mati. Dia stroke dan tersengat listrik waktu itu," sela Mia cepat, memutus ucapan assistant apoteker tersebut yang sudah melebarkan kedua bola matanya seketika.


"Lalu, pria yang di belakang Nyonya itu ... siapa?"


"Saya suaminya yang sudah mati karena stroke dan tersengat listrik itu." Suara bariton Edward sontak membuat Mia melotot, seperti akan melompatkan kedua biji matanya keluar.


Dengan perasaan ngeri, Mia berbalik seraya mendongak, menatap sosok gagah Edward yang masih lengkap dengan pakaian formal licinnya.


"Eh? Hehehe." Cengiran lebar nan kikuk Mia mendapat balasan datar dari Edward, juga tawa kecil dari sang assistant apoteker yang sudah gemas pada mereka berdua.


"Terima kasih!" Edward membayar obat Mia, lalu menarik tangan wanita hamil itu dengan cepat berjalan menuju mobilnya.


"Kau mau membawaku ke mana?" Edward tak menanggapi pertanyaan Mia. Ia membukakan pintu untuk wanita tersebut, dan menyuruhnya masuk ke dalam mobil.


Pak sopir yang baru saja melihat sosok Mia, ia tersenyum ramah lewat spion di depan.


"Jalan!" pinta Edward. 

Sepanjang perjalanan, Mia begitu risih karena duduk bersebelahan dengan Edward, yang bahkan hanya sibuk dengan iPadnya. Hening, tak ada satu pun yang bersuara di sana.

Mia memperhatikan tampilan lelaki di sebelahnya ini, mulai dari atas hingga bawah. "Sebenarnya kau ini bekerja apa?" tanya Mia pada akhirnya karena penasaran.


"Berdagang manusia," jawab Edward datar, tanpa mengalihkan matanya dari iPad yang ia pegang. 


"Jadi kau ingin menjualku? BERHENTI! AKU TIDAK MAU, AKU BELUM MENIKAH DAN BERBULAN MADU. BERHENTIII!" teriak Mia begitu kencang, membuat Edward seperti ingin memasukkan iPad ke dalam mulut perempuan tersebut. 

"BERHENTIII! BERHENTI DI SIN—." Mendadak teriakkan Mia terputus ketika Edward meliriknya tajam dengan tatapan seperti ... shut up, or I’ll kill you!


"Bisa diam? Jangan sampai kusumbat mulut kecilmu itu dengan sepatuku," gertak Edward yang tidak membuat Mia merasa takut sama sekali.


"Siapa suruh kau mau menjualku? Sinting!” cibir Mia bergumam, melihat lurus ke depan. 

"Siapa juga yang akan menjualmu? Tidak akan laku di pasaran," papar Edward yang sudah kembali fokus pada iPadnya.


"Lelaki tampan gila,” cibir Mia lagi, memanyun-manyunkan bibirnya. 

Edward lalu melepas satu sepatunya. "Bisa kau ulangi?"

Dengan cepat Mia memegang kedua pipi Edward. "Ampun, Babe. Mmmuuaahh!" Edward hanya diam dan menatap Mia dengan sangat datar. Mia yang sadar telah memegang kedua pipi lelaki itu, secepat mungkin ia menarik dan menjauhkan tangannya.

"Hehe. Ampun, ampun!”

*** *


Setiba di rumah Edward, pria itu segera membawa Mia masuk ke dalam rumah seraya memegang erat pergelangan kecil Mia yang bisa saja Edward patahkan jika ia kesal nanti.


"Ayah, Ibu!” Johan dan istrinya yang tengah duduk bersama di ruang tamu, mereka menoleh dan langsung tersenyum lebar ketika melihat sosok Mia. 

"Cantik sekali calon menantu Ibu," puji Abigael—Ibu Edward—yang langsung berdiri dan mendekati Mia. Tahu bila wanita yang bersama putranya kini adalah calon menantunya.


"Duduklah!" Abigael membawa Mia duduk di sofa. "Siapa namamu, Nak?" tanya Johan yang terus tersenyum ramah. 


"Mia—" 


"Mia Khalifa," sela Edward cepat membuat Mia mendengus kesal, dan kedua orang tuanya yang sudah memelototi dia. 


"Mia Joylinda, Tuan," jawab Mia seraya sedikit menunduk sopan.


"Cantik. Sangat cocok denganmu," puji Johan tulus yang telah memperhatikan perut buncit Mia.


"Sudah berapa bulan dia?" tanya Johan lagi, yang terus melihat pada perut perempuan hamil itu.


"Sudah memasuki bulan ke empat, Tuan," jawab Mia halus. Abigael yang duduk di sebelah Mia, ia memegang dan mengelus lembut perut wanita tersebut dengan tersenyum bahagia.


Sudah lama mereka menginginkan adanya suara tangis bayi di rumah besar mereka. Dan, kini keinginan mereka pun akan segera terwujud dalam beberapa bulan lagi.


"Apa kau siap untuk menikah dengan Edward?" timpal Johan.


Mia melihat sekilas pada wajah datar Edward yang duduk di sebelah ayahnya. "Aku tidak mencintainya." Jawaban polos Mia membuat Johan ingin tertawa.


"Kau pikir aku mencintaimu? Tidak!" balas Edward tak mau kalah.


"Tapi kau sudah menghamilinya," sambung Abigael membuat Edward mati kutu. 


Masih ada 1 file dan 47 kata yang terkunci

Review

Belum ada review, beli dan jadi orang pertama yang me-review produk ini