Dalam hidup ini, tidak semua hutang dan piutang diukur dengan angka. Ada yang berbentuk luka, janji, harapan, dan bahkan cinta yang tak sempat kembali. Buku "Piutang dan Hutang Kehidupan" menyuguhkan kisah-kisah nyata dan refleksi personal yang mengajak pembaca merenungi makna tanggung jawab, keikhlasan, dan bagaimana takdir mempertemukan setiap jiwa untuk saling memberi atau membayar—bukan selalu dalam bentuk materi.Lewat narasi yang jujur dan menyentuh, Gus Arik mengajak kita melihat bahwa setiap manusia menyimpan ‘hutang kehidupan’ yang tak kasat mata. Ada yang sudah lunas dengan pelukan, ada pula yang tetap menggantung dalam diam.Buku ini bukan hanya untuk mereka yang sedang berjuang menuntut atau menunaikan janji, tapi juga bagi siapa saja yang ingin memahami bahwa hidup ini penuh utang-budi yang tak selalu bisa dibayar dengan kata ‘terima kasih’.
"Filosofi Motor Tua" bukan sekadar kumpulan kisah tentang kendaraan klasik, melainkan sebuah perjalanan batin yang menyentuh, menggugah, dan menghidupkan kembali nilai-nilai kesabaran, ketulusan, dan makna dari sebuah kesetiaan.Lewat sosok Rah Adi—seorang pria Bali yang jatuh cinta pada mesin-mesin tua sejak 2014—buku ini mengajak pembaca menyelami dunia motor klasik sebagai simbol kehidupan. Dari BSA yang keras kepala, BMW yang elegan, hingga Sundap yang sederhana namun setia, setiap motor punya jiwa, setiap suku cadang menyimpan cerita.Dengan gaya narasi yang hangat dan menyentuh, buku ini memadukan filosofi hidup, rasa cinta pada sejarah, dan kebijaksanaan yang lahir dari oli, debu, dan keheningan garasi.Cocok bagi pencinta motor, penikmat refleksi, atau siapa saja yang mencari makna dalam hal-hal yang tampak sederhana.
"Terkadang, melepaskan bukan berarti menyerah—tetapi menemukan diri sendiri kembali.""Melepas untuk Mencinta" adalah novel yang menyentuh hati tentang cinta, luka, dan keberanian untuk memilih diri sendiri. Melalui kisah Reza, seorang pria yang terjebak dalam hubungan yang semakin menyesakkan, dan pertemuannya dengan Livia—angin segar yang mengubah segalanya—pembaca diajak menyelami emosi paling dalam tentang cinta yang tidak selalu berarti memiliki.Dengan narasi yang mengalir dan penuh nuansa perasaan, novel ini bukan hanya tentang patah hati, tapi juga tentang proses penyembuhan. Tentang belajar mencintai tanpa kehilangan jati diri. Dan tentang keputusan besar yang kadang harus diambil demi kebahagiaan yang sejati.Jika Anda pernah merasa terjebak antara setia dan bahagia, antara bertahan dan melepaskan—maka buku ini akan menemani pencarian jawaban Anda.
Berawal dari patah hati paling kelam di tanggal 20 Januari 1999, “Jangan Mencintai 100%” menuntun pembaca menelusuri perjalanan bangkit penulis: dari rasa hampa, ritual penyucian di Campuhan, hingga akhirnya menemukan cinta seimbang bersama sang istri. Buku ini merangkum pelajaran penting—mencintai sepenuh hati boleh, tapi jangan mengorbankan diri. Melalui narasi jujur dan reflektif, penulis memperkenalkan “porsi cinta” (30 % keluarga, 25 % pekerjaan, 25 % pasangan, 20 % teman) sebagai kompas agar kita tetap utuh, percaya diri, dan bahagia. Bacaan wajib bagi siapa pun yang ingin merawat hubungan tanpa kehilangan jati diri.
Lebih Dalam dari Samudra: Menyelami Hati ManusiaSebuah buku reflektif yang mengajak pembaca menyelami ruang terdalam dalam diri—tempat rindu diam, luka tersembunyi, dan doa tak bersuara tinggal begitu lama. Ditulis dengan bahasa yang lembut dan jujur, buku ini adalah teman sunyi bagi siapa pun yang pernah terluka, pernah jatuh, dan sedang belajar pulih perlahan.Di dalamnya, Anda tidak akan menemukan solusi instan. Yang ada hanyalah kehangatan, pemahaman, dan pelukan kata yang tak menghakimi. Karena yang paling dalam di dunia ini bukan lautan—melainkan hati manusia.Temukan kembali dirimu. Pulih. Pelan-pelan. Tanpa paksaan. Dan temukan damai yang lahir dari keberanian untuk menerima segalanya.
Sikap Menentukan Arah adalah buku reflektif tentang bagaimana cara kita merespons hidup jauh lebih penting daripada apa yang terjadi. Ditulis oleh Ida Bagus Putu Ariyadnya, buku ini mengajak pembaca menemukan kedamaian melalui kekuatan sikap yang tenang, lembut, dan penuh makna.
